Minggu, 08 Januari 2012

AGAMA DAN MASYARAKAT

Agama dan masyarakat saling berhubungan, jika suatu masyarakat tidak memiliki agama dipastikan akan kacau dan berantakan. Menurut saya agama adalah suatu keyakinan masyarakat untuk menuntun prilaku masyarakat itu sendiri. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui pemerintah, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu, dan Khonghucu. sebagai contoh saat pemerintahan Soeharto sebelum agama khonghucu diakui, Soeharto melarang melakukan segala bentuk aktifitas dan kebudayaan tradisional tionghoa, ini mengakibatkan masyarakat yang menganut kepercayaan tionghoa tak mempunyai status agama. agar tidak dituduh sebagai atheis dan komunis maka mereka memeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. setelah reformasi masyarakat tionghoa diakui kembali oleh pemerinta



Agama dan masyarakat

Agama adalah suatu keharusan bagi seluruh warga Indonesia dan seperti yang tercantum pada sila  ke-1  pada pancasila.Bermacam-macam agama Indonesia namun tetap tidak melupakan sikap toleransi dalam kehidupan.Masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah Muslim tidak mendiskriminasi dalam berkomunikasi dengan panganut agama lainnya dan itu sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita seorang muslim.
Namun akhir-akhir ini saya merasa agama selalu menjadi suatu alasan bagi suatu kelompok untuk berbuat keonaran terlebih lagi saat menjelang suatu Hari Raya dan itu menjadi suatu momok yang menakutkan dalam masyarakat beragama.Dimana rasa toleransi yang seharusnya masih melekat dalam setiap nurani individu di Indonesia? Padahal memeluk suatu agama adalah Hak semua orang tanpa terkecuali.Jadi,jika dalam beribadah kita terganggu oleh orang lain yang kebetulan memeluk agama yang berbeda maka kita harus menegurnya dengan sikap yang baik karena setiap agama pasti mengajarkan untuk berbuat kebaikan.
Masyarakat Indonesia akan rukun jika dapat menghargai  satu sama lain dalam urusan beragama dan untuk merealisasikannya pemerintah membentuk suatu lembaga sendiri untuk persoalan agama karena agama bersifat mutlak.

09. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan

Setiap manusia pasti memiliki akal dan pasti berilmu. Ada juga hadist dari agama islam yang isinya menuntut ilmu adalah sebagian dari iman. Contoh dari ilmu mulai dari ilmu agama, ilmu sosial maupun ilmu alam. Ilmu pada masyarakat juga dapat mempengaruhi budaya suatu bangsa. Makin banyak ilmu pengetahuan dalam masyarakat, makin banyak juga teknologi yang dapat di ciptakan di masyarakat tersebut karena teknologi lahir dengan ilmu pengetahuan serta inovasi dan kreativitas manusia pembuatnya serta ilmu juga bisa didapat dengan bantuan teknologi.
Teknologi di ciptakan manusia untuk mempermudah kelangsungan hidupnya. Banyak sekali keuntungan yang manusia dapatkan dari teknologi, tetapi ada pula kerugiannya. Misalnya saja, teknologi informatika, keuntungannya sangatlah banyak, setiap manusia kini dapat berhubungan dengan mudah dalam jarak yang jauh dan waktu yang singkat dengna electronic mail. Bayangkan pada zaman dahulu ketika teknologi informatika belum ada. Hubungan jarak jauh masih menggunakan surat kertas yang membutuhkan waktu untuk diterima pada jarak yang jauh. Kekurangan dari teknologi contohnya adalah karena terlalu bebasnya informasi yang dapat di peroleh di internet, maka tak banyak juga anak-anak mengakses content yang belum sewajarnya dilihat olehnya. Saya fikir pembatasan content internet perlu di selenggarakan agar informasi yang bermanfaat saja yang dapat diterima, bukan informasi yang sifatnya menjatuhkan norma masyarakat.
Kemiskinan adalah keadaan dimana manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan pokok seperti pakaian, makanan dan tempat tinggal. Kemiskinan ada kaitannya dengan ilmu yang dimiliki oleh masyarakat. Ilmu didapat dari kegiatan akal kita, dan berguna juga untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Prasangka dan diskriminasi merupakan dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai yindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan.
Perbedaan yang secara sosial dilaksanakan antar lembaga atau kelompok dapat menimbulkan prasangka melalui hubungan pribadi akan menjalar, bahkan melembaga (turun menurun) sehingga tidak heran apabila prasangka ada pada mereka yang tergolong cendekiawan, sarjana, pemimpin atau negarawan. Jadi prasangka pada dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau masyarakat multi etnik.
Perbedaan terpokok antara prasangla dan diskriminatif ialah bahwa prasangka menunjuk pada aspek sikap sedangkan diskriminatif menunjuk pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap ialah kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, objek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui bila ia sudah bertindak atau bertingkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan.

Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak tampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh individu masing-masing.
Erhnosentrisme dan Stereotype
Perasaan dalam dan luar kelompok merupakan dasar untuk suatu sikap yang disebut dengan ethnosentrisme
Stereotype diartikan sebagai tanggapan mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi seseorang atau golongan yang bercorak nnegatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya yang subjektif.
Integrasi Masyarakat dan Nasional
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga dan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan, berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan berkuranmgnya sikap-sikap prasangka di antara anggota msyarakat secara keseluruhan.

07. Masyarakat pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
"Orang desa dan Orang kota" kalimat ini selalu disinggung dalam suatu pelapisan sosial masyarakat di indonesia.sebenarnya masyarakat yang hidup di pedesaan tidak begitu berbeda dengan masyarakat yang hidup di perkotaan karena kita tahu bahwa suatu kota tidakan langsung menjadi kota jika belum ada pedesaan,jadi masyarakat perkotaan mayoritasnya adalah orang desa.namun banyak juga yang telah melebur menjadi orang kota dari dampak suatu globalisasi.

sebenarnya masyarakat pedesaan dan perkotaan memilki tugas masing-masing dalam negara ini,dimana masyarakat pedesaan yang tidak terlalu memikirkan penampilan namun selalu bekerja keras cocok bekerja di bagian produksi. sedangkan masyarakat perkotaan yang lebih terlihat rapih dan lebih condong sebagai pemikir cocok sebagai pengatur dari suatu produksi tersebut.

lingkunganlah yang membuat masyarakat indonesia terdiri dari mayarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan tapi diantaranya memilki kelebihan masing-masing. 



MASYARAKAT PEDESAAN

Suatu penduduk yang tinggal di wilayah dengan peraturan mereka masing-masing disebut masyarakat pedesaan. mereka memiliki pemimpin yang disebut kepala desa. tugas kepala desa mengatur penduduknya agar tetap tenang dan tentram. masyarakat desa biasanya masih melestarikan budaya dan adat mereka. bahkan semua penduduk yang tinggal di wilayahnya dianggap keluarga.

MASYARAKAT PERKOTAAN

Penduduk yang tinggal di wilayah berpenduduk campuran disebut masyarakat perkotaan. biasanya masyarakat perkotaan berasal dari masyarakat pedesaan yang datang mencari pekerjaan yang layak.

PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN & PERKOTAAN
•          masyarakat pedesaan lebih cenderung mengarah ke sosialis daripada masyarakat perkotaan yang lebih cenderung individualis.
•          orang desa terkesan santai dibanding orang kota yang sibuk dengan urusan pribadinya, orang kota bisa sedikit stres.
•          orang desa belum mengerti banyak mengenai teknologi dibanding orang kota.
•          pola interaksi masyarakat desa dengan prinsip kerukunan, sedangkan masyarakat kota cenderung ke motif ekonomi dan politik.



  Masyarakat pedesaan merupakan sekumpulan masyarakat yang tinggal atau bermukim di pedesaan. Umumnya masyarakat di pedesaan masih hidup jauh dari hingar binger dan ke glamouran atau gaya hidup masyarakat perkotaan. Mata pencaharian masyarakat pedesaan umumnya adalah berasal dari perkebunan atau pertanian. Hubungan antar masyarakat di pedesaan bisa dikatakan masih erat. Dengan kebiasaan ibu-ibu yang ngobrol di suatu rumah penduduk, bapak – bapak yang sering melakukan kerja bakti bersama dan anak- anak yang bermain mainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok sehabis pulang sekolah. Berebeda dengan masyarakat perkotaan, masyarakat ini hidup di hiruk pikuk kesibukan kota. Dengan gaya hidup yang lebih tinggi dari pada masyarakat pedesaan, mata pencaharian masyarakat perkotaan lebih dari perkantoran dan industri. Hubungan antar masyarakat perkotaan bisa dibilang lebih renggang dari pada masyarakat pedesaan ini dikarenaan kesibukan masyarakat perkotaan yang menjadikan antar individu di perkotaan jarang saling berintraksi. Biasanya mereka berinteraksi hanya pada hari libur atau weekend.
                     Di Indonesia sendiri pemerintah kurang memperhatikan masyarakat pedesaan. Itu bisa dilihat dari kurangnya pembangunan di pedesaan. Dan pembangunan hanya terpusat di kota- kota besar. Hal seperti ini tentunya akan mengakibatkan kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Inilah yang menyebabkan masyarakat desa cenderung terbelakang dan ketinggalan jauh dengan masyarakat perkotaan.
                   Sebenarnya apabila pemerintah menjalankan program pemerataan pembangunan dengan baik maka masyarakat pedesaan tidak akan terbelakang dan dapat bersaing dengan masyarakat perkotaan. Kita ambil contoh, apabila petani-petani di desa difasilitasi dan dimodali oleh pemerintah maka petani dan produk pertanian kita tidak akan diberondong habis oleh produk pertanian asing yang sebenarnya tidak lebih baik dari produk pertanian local. Pemerataan pembangunan juga bisa menekan angka urbanisasi masyarakat desa yang berbondong-bondong ke kota. Namun karena tanpa pengetahuan mereka hanya terkatung-katung tidak jelas di kota. Inilah salah satu penyebab kejahatan di kota.

06. Pelapisan sosial dan kesamaan derajat

Pelapisan sosial dan penyataraan derajat di Indonesia sangat lah buruk yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin begitulah bisa di bilang , pemerintah telah gagal dalam mensejahterakan rakyatnya. apa lagi di perburuk lagi oleh ketidak adilan karena sering terjadi pandang bulu terhadap seseorang yang memiliki kekuasaan dan harta.        

 contohnya para koruptor yang mengkorupsi uang Negara miliaran rupiah  bisa bebas atau menjalani hukuman yang sangat ringan dan juga mendapatkan fasilitas  yang sangat mewah   di dalam penjara, sedangkan banyak kasus yang menimpa rakyat kecil yang bahkan bisa dibilang tak bersalah seperti kasus seorang ibu tua yang menemukan manggah di sebuah kebun  lalu di tuduh mencuri beliau di fonis selama 5 tahun karna kasus tersebut.

Itulah buruknya suatu pelapisan sosial dan kesamaan derajat di Indonesia yang seharusnya tidak ada pandang bulu  atau perbedaan derajat di mata hukum dan Negara.tentu saja kita mengharapkan tidak ada lagi ketidak adilan atau kalo menurut falsafah  duduk sama rendah berdiri sama tinggi.  

05. WARGANEGARA DAN NEGARA

WARGANEGARA
Menurut saya warga negara ialah anggota suatu negara yang mempunyai ciri khas negaranya. warga negara juga mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. seorang warga negara berhak memiliki paspor dari negaranya. misalnya seorang WNI ingin berlibur ke Australia, dia harus memiliki paspor sebagai bukti bahwa dia WNI bukan WNA.
NEGARA
Negara ialah suatu wilayah yang ditempati oleh warga negara. negara diatur oleh pemerintahan yang memiliki sistem atau hukum yang berlaku bagi semua warga negara di wilayah tersebut. misalnya seorang WNI yang ada di Australia harus mengikuti hukum di negara itu.
Warganegara dan Negara
Pada waktu sebelum terbentuknya Negara, setiap individu mempunyai kebebasan penuh utnuk melaksanakan keinginannya. Dalam keadaan dimana manusia di dunia masih sedikit hal ini isa berlangsung tetapi dengan makin banyaknya manusia berarti akan semakin sering terjadi persinggungan dan bentrokan antara individu satu dengan lainnya.. Akibatnya seperti kata Thomas  Hobbes (1642) manusia seperti serigala 

PEMUDA dan SOSIALISASI

Pemuda dan Sosialisasi
Peran strategis pemuda dalam pembangunan nasional sangatlah penting artinya dan telah dibuktikan didalam berbagai peran pemuda seiring dengan perjalanan suatu bangsa. Pemuda adalah generasi penerus bangsa dan penentu masa depan sebuah bangsa. Tetapi, para pemuda inipun memiliki masalah yang selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubunganya dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang dialami biasanya berhubungan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Masalah kepemudaan yang lain adalah belum atau kurang mandirinya dalam hal ekonomi dan kurang dewasa dari segi psikologis. Adapun permasalahan yang melingkupi pemuda antara lain:
-Misorientas pemuda dalam menatap masa depan yang cenderung melihat polotik    sebagai    panglima, akibatnya pemuda saling berlomba merebut kekuasaan dibidang politik, bukan    dibidang ekonomi.
-Rendahnya akses dan kesempatan pemuda untuk memperoleh pendidikan
-Rendahnya minat membaca dikalangan pemuda
-Belum serasinya kebijakan kepemudaan di tingkat nasional dan daerah
-Maraknya masalah-masalah social dikalangan pemuda, seperti kriminalitas,  premanisme,    narkotika, psikotropika, zat adiktif, dan seks bebas yang dapat menimbulkan HIV

Individu, Keluarga dan Masyarakat

Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
1.            menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
2.            menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Kesemua itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang kejam dan ramah kepada mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
1.            Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
2.            Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
3.            Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
1.            Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. meurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketaidak nikmatan. Pendapat semacam ini mungkin beralasan kepaa kenyataan, bahwa pada masa ini mulut memainkan peranan penting dalam kehidupan individu. Bahwa anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak karena multu merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang. Di samping itu terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.
1.            Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
masa estetik ini dianggap sebagai masa pertumbuhan arasa keindahan. sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak muncuk gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara 3 tahun sampai umur 5 tahun. Anak sering menentang  kehendak orang atau, kadang sampai menggunakan kata – kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia tersebut adalah :
berkat pertumbuhan bahasanya yang merupakan modal utama bagi anak dalam menghadapi dunianya maka samapi-lah anak pada penyadaran ”aku”nya atau tahap menemukan ”akunya yaitu suatu tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek.
Kalau pada masa-masa sebelumya anak masih merasa satu dengan dunianya, belum mampu mengadakan pemisahan secara sadar antara dirinya sendiri sebgai subyek dan yagn lain sebagai obyek maka kemampuan ini kini dimilikinya. Berarti dia menyadari bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. sebagai subyek dia mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu.
Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan; akna tetapi kalau dia telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikannya dan menghendaki benda yang lain dan seterusnya
1.            Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
ada beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara lain :
1.            adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
2.            sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional
3.            adanya kecenderungan memuji diri sendiri
4.            kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
5.            senang membandingkan dirinya dengan anak lain
6.            adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
7.            amat realistik ingin tahu, ingin belajar
8.            gemar membentuk kelompok sebaya
1.            Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun

Individu, Keluarga dan Masyarakat

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Penduduk
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:

•          Orang yang tinggal di daerah tersebut
•          Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk

Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan

Penduduk, Masyarakat dan Budaya adalah 3 suatu hal yang sangat berkaitan, dimana suatu penduduk atau warga yang tinggal di suatu daerah, saling berinteraksi dan mimiliki kesamaan-kesamaan. Penduduk dan masyarakat yang tinggal di suatu daerah juga memiliki kebudayaan dan tradisi yang berbeda-beda.
Budaya Masyarakat Aceh

Masyarakat Aceh terkenal sangat religius, memiliki budaya (adat) yang identik dengan Islam. Hal ini sesuai dengan ungakapan yang sangat populer dalam masyarakat Aceh: “Adat bak po Teumeureuhom Hukum bak Syiah Kuala, Antara hukum ngon adat lage zat ngon sipheut.”
Semua orang, baik yang lahir di Aceh atau di luar Aceh, adalah beragama Islam. Dapat dipastikan bahwa tidak ada orang Aceh yang bukan muslim, meskipun tidak semua menjalankan syariat dengan baik.
Islam yang datang ke Aceh telah kawin dengan adat Aceh dan telah melahirkan identitas Aceh yang sangat khas “Aceh Serambi Mekah”. Dari perkawinan ini terjadi proses harmonisasi yang menimbulkan kekuatan dan melekatnya identitas baru di Aceh.
Kehidupan budaya (adat) Aceh dengan Islam tidak dapat dipisahkan. Harmonisasi antara adat dan Islam ini berkembang dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sistem pemerintahan di Aceh mencerminkan kedua unsur ini. Dwi tunggal keuchik dan teungku sebagai pemimpin masyarakat desa adalah cerminan harmonisasi tersebut. Persoalan-persoalan hukum Islam dalam masyarakat, diselesaikan dengan sistem musyawarah dan tumbuh menjadi adat dalam penyelesaian konflik di desa.

Keuchik dan Teungku
Keuchik dan Teungku adalah orang yang dituakan di sampang/desa. Mereka melayani masyarakat dalam segala macam persoalan sengketa antar warga, bahkan termasuk pidana sebelum diteruskan ke pengadilan, diselesaikan terlebih dahulu di desa (kampung). Demikian pula permasalahan sengketa rumah tangga.
Penyelesaian sengketa biasanya dilakukan di meunasah atau balai desa, melalui musyawarah. Bila upaya damai di desa gagal, barulah diteruskan ke pengadilan.
Masyarakat Aceh memiliki suatu budaya yang mengutamakan penyelesaian sengketa apa saja melalui perdamaian. Ada beberapa ungakapan populer yang berkembang dalam masyarakat Aceh, misalnya : “Yang rayek tapeu ubit, nyak ubit tapengadoh” artinya “Masalah kecil jangan diperbesar, kalau dapat dihilangkan.”
Juga ungakapan yang menggambarkan betapa masyarakat Aceh sebenarnya sangat mencintai perdamaian dalam penyelesaian sengketa seperti misalnya : “Meunya Tatem Ta megot-got harta bansot syedara pihna”, artinya: “Bila mau berbaik-baik harta/biaya tidak habis, atau persaudaran tetap terpelihara.”
http://revoluthion.wordpress.com/2009/06/06/memahami-budaya-masyarakat-aceh-dalam-pencarian-keadilan/
________________________________________

01. ISD Sebagai salah satu MKDU

ISD Sebagai salah satu MKDU
Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Menurut saya Ilmu sosial adalah suatu penerapan metode ilmiah yang digunakan untuk mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya

Ilmu Sosial Dasar diajarkan untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum kepada mahasiswa tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di sekitamya. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat memiliki kepekaan social yang tinggi terhadap lingkungan sosialnya.

Tujuan Ilmu Sosial Dasar
ISD membantu perkembangan wawasan dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan kepribadian yg diharapkan dari setiap mahasiswa, khususnya berkaitan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.
Ilmu Pengetahuan Social(IPS)
Pengertian IPS yaitu bidang studi yang mempelajari serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek. Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan pada tingkat pendidikan dasar maupun tingkat pendidikan lanjutan menengah pertama sampai menengah atas.
Persamaan antara ilmu sosial dasar dengan ilmu pengetahuan social :
• Keduanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan atau pengajaran
• Keduanya bukan merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri
• Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan permasalahan sosial


Ruang Lingkup ISD
Tiga golongan bahan pelajaran ISD :
1. Kenyataan maslah dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
2. Konsep-konsep social tentang kenyataan social berbatasan dengan konsep dasar atau elemnter saja yang diperlukan untuk mempelajari masalah social yang di tuangkan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Masalah-masalah yang muncul di dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda

Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial. TUJUAN dari ISD untuk Pembinaan Mahasiswa : Memahami dan menyadari adanya kenyataan – kenyatan sosial dan masalah – masalah sosial yang ada masyarakatnya. Peka terhadap masalah – masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha – usaha menanggulanginya. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mempelajari secara kritis – interdisipliner. Mempelajari jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat. Persamaan antara ISD dengan IPS. Dua-duanya merupakan bahan studi untuk pendidikan Dua-duanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri Duaduanya punya materi yang berasal dari masalah dan kenyataan sosial Perbedaan antara ISD Dengan IPS : ISD diberikan diperguruan tinggi dan IPS diberikan di SD dan sekolah kejuruan. ISD 1 mata kuliah tunggal, IPS merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran untuk sekolah lanjutan. ISD diarahkan untuk pembentukan sikap dan kepribadian, IPS diarahkan untuk pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
Perbedaan antara ISD dan IPS adalah :
* ISD diberikan perguruan tinggi dan ips diberikan di SD dan sekolah lanjut.
* ISD 1 mata kuliah tunggal, IPS merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran untuk sekolah lanjut.
* ISD diarahkan untuk pembentukan sikap dan kepribadian, IPS diarahkan untuk keterampilan intelektual.
Materi ISD terdiri dari masalah-masalah social, dengan demikian pelajaran ISD dapat dibedakan atas 3 golongan, yaitu :
* Kenyataan 2 sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
* Konsep pengertian tentang kenyataan social dibatasi pada konsep dasar yang diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dipahami dalam IPS.
* Masalah-masalah social yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan